oleh

Riau Mulai Masuki Musim Kemarau, BMKG Deteksi Titip Api

SALISMA.COM (SC), PEKANBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memperkirakan, Riau akan memasuki musim kemarau pertengahan Mei ini. Untuk itu perlu diwaspadai kawasan gambut yang berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi mengatakan, meski saat ini terjadi peralihan cuaca ke musim kemarau, potensi hujan akan tetap ada, namun intensitasnya akan lebih kecil.

Kondisi itu, akan terus berlangsung hingga akhir Mei. Sementara memasuki bulan Juni hingga September, Riau dipastikan masuk musim kemarau yang artinya curah hujan akan sangat sedikit dan potensi kebakaran akan meningkat, terutama wilayah dengan lahan berkontur gambut.

“Untuk itu, kemarin kita dari BMKG sudah sampaikan analisa ini saat rapat koordinasi penetapan status siaga Karhulta,” ujarnya, Minggu (14/05/2017).

BMKG masih mendeteksi keberadaan 10 titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Minggu pagi.

“Titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen terdeteksi pada dua kabupaten di Riau,” kata Slamet Riyadi.

Ia menjelaskan titik-titik panas yang terpantau satelit Terra dan Aqua pukul 07.00 WIB tersebut berada di Kabupaten Pelalawan sebanyak tujuh titik dan Indragiri Hilir tiga titik. Titik panas itu terpantau sejak Sabtu sore kemarin.

Di Pelalawan, tujuh titik panas dengan tingkat kepercayaan antara 51 persen hingga 71 persen terpantau menyebar di Kecamatan Bunut dan Kuala Kampar.

Sementara di Indragiri Hilir, sebanyak tiga titik panas dengan tingkat kepercayaan 51 hingga 52 persen terpantau berlokasi di Kecamatan Gaung Anak Serka, Mandah dan Tembilahan.

Dari seluruh titik panas itu, kata Slamet seluruhnya tidak ada yang dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger langsung menginstruksi kepada jajaran satuan tugas kebakaran hutan dan lahan untuk bertindak.

Hingga pagi ini petugas masih terus memetakan wilayah yang terpantau titik panas tersebut. Mayoritas dari petugas yang tergabung dalam satuan tugas siaga darurat Karhutla Riau menyatakan belum terpantau kebakaran di titik panas itu. Namun, proses pemetaan akan terus dilangsungkan.

Pemerintah Provinsi Riau sendiri sebelumnya resmi memperpanjang status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan hingga November 2017 setelah berakhir pada 30 April lalu.

Edwar mengatakan perpanjangan status tersebut merupakan salah satu tindakan pencegahan memasuki bulan kemarau dan el-nino pada pertengahan hingga akhir Mei mendatang. (*)