SALISMA.COM (SC), SELATPANJANG – Petani di Kepulauan Meranti mengeluhkan turunnya harga kelapa bulat di daerah itu. Penurunan harga kelapa ini terjadi justru setelah Ramadan dan Idul Fitri. Saat ini harga kelapa bulat sekitar Rp 2.700 per butir.
Sebelum Lebaran Idul Fitri harga kelapa bulat mencapai Rp 3.300 yang bertahan selama sebulan. Petani menduga anjloknya harga petani disebabkan banjirnya hasil panen kelapa di Meranti.
“Sekali berangkat, kapal mampu mengangkut kelapa bulat hingga 120 ton ke Malaysia atau ke Batam,” ujar petani kelapa asal Desa Tanjunggadai, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Sarludin, Senin (3/7/2017).
Dalam satu bulannya kata Sarludin, kapal pengangkut kelapa bulat berangkat sebanyak 2 hingga tiga kali. Ia mengungkapkan, kelapa bulat termasuk satu komoditi di Meranti selain sagu. “Kalau di Desa Tanjunggadai, mayoritas penghasilan masyarakat dari kebun kelapa,” ujarnya.
Kendati harga kelapa bulat turun mencapai Rp 700, namun Sarludin masih tetap bersyukur. Sebab, Sarludin dan petani kelapa lainnya masih bisa merasakan keuntungan dalam menghadapi Lebaran kemarin. “Untung turunnya setelah lebaran, sehingga kami bisa merayakan lebaran dengan sukacita,” imbuhnya.
Jika dibandingkan awal tahun 2017 kata Sarludin, harga Rp 2.700 tersebut masih dinilai cukup menguntungkan bagi petani. Harga awal tahun 2017 lalu kata Sarludin hanya sekitar Rp 2.200 hingga 2.500. “Mudah-mudahan harga kelapa tidak lagi turun, sehingga kesejahteraan petani kelapa di Meranti meningkat,” ujarnya.
Kestabilan harga kelapa juga diharapkan oleh petani asal Desa Bumi Asri, Kecamatan Merbau. Minto. Masyarakat desanya sangat bergantung pada hasil perkebunan. Terlebih saat ini hasil kelautan tidak lagi menjanjikan.
“Tangkapan ikan di laut sudah tidak seperti dulu, sangat jauh berkurang. Saat ini kami sangat tergantung pada hasil perkebunan seperti kelapa, karet dan sagu,” ujar Minto.
Namun, saat ini para petani kelapa di Desa Bumi Asri justru menghadapi ancaman. Sejumlah perkebunan kelapa milik masyarakat diserang kumbang. Serangan kumbang tersebut kata Minto menyebabkan berkurangnya hasil panen petani. (*)