SALISMA.COM (SC), PEKANBARU –Kepala Biro Ekonomi dan Sumber Daya Alam Setdaprov Riau, Darusman mengkhawatirkan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram saat Ramadan dipicu oleh aktivitas warga di perbatasan.
Dalam sebuah sesi wawancara dengan Salismacom, Darusman mencontohkan antara daerah Kampar dan Pekanbaru, di mana warga yang berada di perbatasan antara 2 wilayah mengambil gas bersubsidi itu dari wilayah lainnya.
“Seperti yang kemarin itu lah. Misal warga Kampar di perbatasan, tapi mereka beli gasnya ke daerah Pekanbaru. Kalau ini dibiarkan maka gas di Pekanbaru bisa langka pada saat Ramadan nanti,” katanya, Jumat, 6 April 2018 di Pekanbaru.
Dia mengatakan, jika dalam hitungan distribusi gas elpiji 3 kilogram, maka junlah kouta untuk wilayah Pekanbaru selalu kurang. Padahal dalam pengaturan awal sesuai dengan kebutuhan masyarakat Pekanbaru. Namun demikian, jika gas tersebut juga dikonsumsi oleh masyarakat Kampar makan kuota gas itu sudah pasti kurang.
Darusman menyebut, jika hal demikian terus dibiarkan dan tidak mendapat pengawasan ketat dari masing-masing daerah, bisa jadi kebutuhan gas elpiji di satu wilayah tidak akan mencukupi.
“Masalah ini sejak lama sekali sudah dibahas bersama kedua daerah itu. Namun realisasinya sampai saat ini, mungkin saja masih terjadi di wilayah perbatasan itu. Masyarakat sendiri kalau mereka tahu ternyata cari gas di Pekanbaru lebih mudah tentu ramai-ramai mereka beli, terutama untuk stok bulan puasa kan,” sambungnya.
Atas dasar itulah Darusman tawarkan solusi untuk memperketat pengawasan dan jalur distribusi. Pengkalan diminta menyalurkan gas elpiji sesuai dengan kebutuhan per wilayah. Masalah kelangkaan gas akan sangat cepat berdampak pada gejolak sosial masyarakat dan butuh waktu lama dalam penyelesaiannya. “Tak mungkin masalah yang ditangani itu-itu saja kan,” sambungnya. (*)