SALISMA.COM, KAMPAR – Di tengah teriknya matahari Desa Buluh Nipis, Minggu (31/8), sekelompok anak muda dengan kaos sederhana dan tangan berlumur tanah tampak sibuk menanam bibit pohon.
Mereka adalah relawan Anak Kampung Buluh Nipis (Akampis), generasi muda yang memilih menanam harapan lewat penghijauan, bukan sekadar menanam pohon.
Lapangan sepak bola Dusun III yang biasanya dipenuhi sorak pemain bola, hari itu berubah jadi arena gotong royong.
Ratusan bibit ketapang kencana, bunga tanjung, trambesi, hingga rambutan dan mangga berpindah dari polybag ke tanah desa.
Setiap lubang tanah yang tertutup bukan hanya menandai berdirinya pohon baru, tetapi juga sebuah janji: menjaga desa agar tetap hijau untuk anak cucu kelak.
Kepala Desa Buluh Nipis, Zamri S, tampak haru melihat semangat warganya.
“Kami berterima kasih kepada PT EMP Tunas Energi yang selalu mendukung kegiatan desa. Apalagi Akampis, mereka ini anak-anak kampung yang punya semangat besar menjaga lingkungan kita,” ucapnya.
Dukungan juga datang dari perusahaan. CSR Officer EMP Bentu Limited, Ismulyadi, mengingatkan bahwa pohon-pohon ini butuh dirawat agar benar-benar memberi manfaat.
“Semoga penghijauan ini membawa kebaikan jangka panjang. Tugas kita sekarang merawat, karena menjaga lebih penting daripada sekadar menanam,” kata Ismulyadi yang didampingi CSR Officer PT EMP Tunas Energi, Nor Stiawan.
Di tempat terpisah, VP Operation Sumatra EMP, Yoyok S Purwanto, menyebut gerakan anak muda Akampis sebagai bukti bahwa cinta lingkungan bisa lahir dari kampung kecil.
“Bagi kami, ini bukan sekadar menanam pohon, tapi menanam harapan. Harapan untuk desa yang lebih hijau, sehat, dan sejahtera. EMP akan selalu mendukung semangat positif seperti ini,” ujarnya.
Di akhir kegiatan, para pemuda Akampis bersama karyawan perusahaan berdiskusi tentang bagaimana merawat tanaman yang masih muda itu.
Mereka optimis, dengan kerja sama yang berkesinambungan maka pohon-pohon kecil yang baru ditanam itu akan berkembang.
Seperti kata salah seorang relawan, “Kalau pohon ini tumbuh besar, kami akan bangga. Itu artinya kami ikut meninggalkan jejak kebaikan di tanah kelahiran kami.”
Bagi Buluh Nipis, pohon-pohon ini bukan sekadar penghijauan. Ia adalah warisan masa depan, ditanam dengan tangan anak muda yang percaya bahwa desa mereka pantas tumbuh hijau dan sejuk untuk selamanya.(rls)