SALISMA.COM (SC) – Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menerus terjadi berdampak pada sejumlah industri kecil menengah (ikm) di Pekanbaru. Terlebih lagi saat ini dolar AS makin perkasa di kisaran Rp 14.882.
Dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah ini dirasakan salah satunya oleh industri kreatif yang bergerak di bidang konveksi.
Sejumlah pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) yang berada di wilayah Pekanbaru, tepatnya di sekitar Jalan Utama dan Jalan Ahmad Dahlan Pekanbaru mengeluhkan dalam beberapa hari belakangan mereka merasa dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah berimbas kepada usaha mereka.
Mereka pun ada yang berencana berhenti memproduksi untuk sementara. Seperti dikatakan Yono, salah seorang pemilik usaha konveksi benang di Jalan Utama Pekanbaru. Yono mengaku hal itu ingin dilakukannya karena saat ini kekurangan bahan dan berangsur naiknya bahan produksi.
“Bahan benang juga mulai susah di cari sekarang, apalagi yang warna hitam. Susah didapat sekarang bahan baku kain dari toko-toko maupun dari produsen lainnya,” keluh Yono.
Terlebih lagi, sambung Yono, dengan beban listrik yang semakin naik saat ini membuat para pelaku industri berpikir keras agar usahanya tetap lancar dan teteap berjalan.
Mengingat kembali masa krisis yang pernah terjadi di Indonesia pada 1998 lalu, Yono pun berharap agar hal demikian tak terjadi lagi saat ini.
“Harapannya jangan sampailah lemahnya dolar saat ini malah membuat ekonomi kita tidak stabil seperti tahun 98 dulu. Ya, semoga tidak terjadi untuk yang kedua kalinya,” pungkas Yono. (Smg1)