oleh

Ini Kata-kata Mahasiswa UIN Suska di Depan DPRD Riau

SALISMA.COM, PEKANBARU – Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau melakukan teatrikal menyinggung permasalahan pertanian yang ada di Riau.

Tak hanya itu saja, mahasiswa sendiri juga menyinggung minimnya lahan pertanian akibat perluasan perkebunan sawit dan aksi pembakaran lahan dari perusahaan yang ingin membuka lahan baru.

Ini ungkapan kata-kata Mahasiswa yang di sampaikan kepada wakil ketua DPRD Riau Sunaryo.

“Tanggal 24 September 1960 Undang-undang Pokok Agraria dibuat. Inilah pencerahan baru bagi petani di Indonesia, hari diperingati sebagai hati tani nasional. Tapi hari tani ini tidak menjamin petani kami semakin makmur namun petani kami masih saja menjerit.

Indonesia adalah negara agraris nan subur yang terletak dosepanjang garus khatulistiwa. Berjuta-juta hektar lahan tak bisa mencapai swasembada pangan.

Bung Karno berkata masalah pangan adalah soal hidup dan mati, petani mogok menanam padi maka pangan dunia mati.

Pangan menjadi isu utama abad ini. Bagaimana mungkin jika pak tani kami tidak menanam mungkin pangan dunia mati.

Petani dan hari tabi ibarat petani dengan cangkulnya. Sudahkah sejahtera petani hari ini? Banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Masalahpun kiat rumit mulai dari kerawan pangan perubahan iklim global, kekeringan, impor bahan pangan yang kian merajalela ditambah fenhan kabut asap yang tak kunjung usai.

Ah… Petani dan buk tani… Kau menanam dari pagi hingga petang dengan upah minim dan masalah dan masalah dimana-mana.

Oh pak tani kami, oh buk tani kami, oh buruh tani Indinesia, oh swasembada pangan, oh krisis yang merajalela, oh kapan kalian berjaya.”

Puan, salah satu mahasiswa Fapertapet UIN Suska Riau yang mengikuti teaterikal mengatakan aksi teaterikal ini merupakan  bentuk perjuangan tani di masa kini.

Mahasiswi tergabung dalam Sanggar Latah Tuah tersebut menambahkan, pangan merupakan hal yang paling penting untuk Indonesia. Bahkan, di negara maju sekalipun lanjutnya, juga memerlukan pangan bagi kebutuhan masyarakatnya.

“Maka dari itu kami mengangkat teraterikal ini bertemakan perjuangan petani masa kini yang sebenarnya harus diselematkan,” katanya lagi.

Selain itu, antara pemerintah dengan petani untuk saat ini juga harus ada keterbukaan. Untuk itu dirinya juga mengajak pemerintah bekerja sama dengan petani apa yang sebenarnya dikeluhkan olehnya. (Iqbal)