SALISMA.COM – Dalam buku Yuk Belajar Nabung Saham, karya Ryan Filbert (2017), ia ‘memprofokasi’ pembaca dengan sebuah bab “Menabung Uang Memiskinkan Anda”. Tunggu sebentar, mengapa kalimat ini bertolak belakang dengan kebiasaan umum masyarakat khususnya Indonesia?
Padahal, sejak Eyang Titik Puspa menciptakan syair lagu Menabung era 90 an, anak Indonesia semangat menabung di perbankan. Namun, dengan kemunculan buku ini, seolah kegiatan menabung tak populer?
Alasannya begini. Dalam bab 1 bukunya, Ryan menyimpulkan nilai uang akan turun seiring berubahnya waktu. Ia juga menyatakan kalau uang berlari lebih cepat dari penurunannya. Untuk mudahnya kita ilustrasikan begini. Di tahun 1980 an nilai tukar uang Rp.10.000,- saat itu, cukup banyak. Kira-kira nilainya setara nominal uang Rp 100.000,- kini.

Bandingkan nilai uang Rp.10.000 kini rasanya minim sekali setelah 40 tahun berlalu! Tapi Ryan punya solusi menyiasati itu lewat jalan bisnis dan buka usaha. Sayangnya tidak semua orang mampu membuka usaha. Salah satu kendala atau tantangannya, bisnis dan usaha yang tumbuh selalu membutuhkan dana ekspansi yang kadang tidak mampu disiapkan sendiri. Apa lagi bisnis harus berhutang.
Nah, jika bukan hutang, maka Anda harus pandai menggunakan modal pihak ketiga. But, how?! Bagaimana caranya? Inilah yang kemudian dijawab Ryan di bab 2, “Kita BIsa Memiliki Perusahaan”. Ia menyatakan Anda bisa menjadi investor pemula, memiliki perusahaan top Indonesia, bahkan hanya dengan nominal Goceng! Alias Rp. 5000,- Kok bisa?
Tak usah pesimis, Ryan hanya menandaskan memang real, menanam modal atau investasi pada sebuah bisnis tidak perlu modal besar.
Yes! Itulah yang terjadi pada ‘orang rajin dan cerdas’, katanya. Ia mengutip pendapat Bill Gates, ‘Jadilah orang yang agak malas, tapi cerdas’, na lho? Kata Ryan, ada ratusan perusahaan di Indonesia, bagi Anda menamkan modal di perusahan mereka. Dari ribuan sampai jutaan rupiah. Dan tempat perusaahaan tersebut meminta modal Anda yang ada di Pasar Modal alias Bursa Efek Indonesia.
Hingga Juli 2017 saja terdapat 554 perusahaan yang membuka pintu investasi Anda, Mulai dari Rp.5000 hingga Rp.44.000.000 (per May 2017). Artinya kata Ryan, membeli saham perusahaan mulai harga terendah dan terjangkau masyarakat awam sekalipun.
“Anda tidak perlu repot-repot , karena semua saham perusahaan tersebut yang menjalankan usaha. Anda cukup menanamkan kodal”, kata Ryan. Menariknya kata Ryan lagi, tren Anda menambung bukan lagi uang tapi perusahaan.Wow!
Membeli 1 Lot Saham Atau 100 Lembar Saham
Perlu diketahui kembali, dalam sekali penempatan investasi atau penenanaman modal ada kelipatakan terkecil di Pasar Modal Indonesia atau Bursa Efek Indonesia, yang dinamakan lot. Membeli 1 lot artnya Anda menanamkan modal dalam 100 lembar kepemilikian. Nah, bagi perusahaan, penempatan kepemilikan itu disebutlah saham. Ringkasnya 1 lot sama dengan 100 lembar saham.
Nah, besaran harga 1 lot ditentukan harga per lembar saham yang tercantum dalam Bursa Efek Indonersia.
Jadi kalau ada perusahaan yang menetapkan Rp 50,- per lembaer saham, maka Anda cukup bermodalkan Rp. 5000,- ( Rp. 50,- x 100). Uniknya, seketika Anda menanamkan modal Anda dengan membeli 1 lot, seketika itu juga Anda menjadi investor perusahaan bersangkutan.
“Bulan depannya atau kapanpun Anda mau menambah modal pada perusaahn tersebut, Anda tinggal menanamkan modal kembali sesuai harga pasar yang berlaku untuk saham perusahaan tersebut. Bagaimana, menarik bukan?”, tantang lelaki tamatan sarjana seni ini***