oleh

Bikin Terobosan Datangkan Turis, Thailand Tawarkan Karantina di Kapal Pesiar

BANGKOK, SALISMA.COM (SC) – Thailand terus mencari cara untuk menarik minat turis asing. Setelah membuat sistem karantina Covid-19 sambil main golf, sekarang karantina di kapal pesiar.

Dilansir dari Nikkei Asia, Selasa (9/3/2021), pelancong yang datang ke Thailand akan dikarantina selama dua pekan. Untuk menghidupkan kembali pariwisatanya, yacht atau kapal pesiar disulap menjadi tempat karantina.

Badan Promosi Ekonomi Digital Thailand bersama dengan mitra termasuk grup telekomunikasi terkemuka mengumumkan program karantina di kapal pesiar pada Senin (8/3).

Thailand memang sangat terpukul dengan ditutupnya pariwisata selama pandemi virus Corona. Pariwisata menyumbang seperlima dari produk domestik bruto negeri gajah putih itu.

Setelah sampai di Thailand, pelancong dengan hasil tes PCR yang negatif bisa menghabiskan karantina di atas kapal pesiar atau yacht di Phuket.

Phuket masih menjadi tujuan wisata populer di tengah pandemi. Program sudah mulai dijalankan untuk uji coba.

Nantinya, peserta karantina yacht atau kapal pesiar diharuskan untuk mengenakan gelang pintar yang akan memantau alat vital termasuk suhu dan tekanan darah. Gelang tersebut juga menjadi alat pelacak alias GPS untuk memantau pergerakan wisatawan.

Canggihnya, gelang ini bisa mengirimkan informasi dalam radius 10 km bahkan di laut sekalipun. Sehingga wisatawan bisa berenang di sekitar kapal.

Thailand menutup diri dari turis pada Maret 2020 sebagai suatu kebijakan menekan penyebaran Corona. Kemudian secara bertahap, Thailand mulai kembali membuka diri dan mengharapkan pelancong untuk datang.

Sejak Oktober, Thailand menerapkan protokol kesehatan ketat dan karantina selama dua minggu kepada pelancong. Tapi, aksi itu belum juga menggenjot pariwisata Thailand.

Sementara itu, Asosiasi Pariwisata Thailand melaporkan bahwa pada putaran pertama turis yang masuk dalam program karantina golf baru menyelesaikan isolasi selama dua minggu. Kelompok turis ini tiba dari Korea Selatan pada pertengahan Februari. (mil)