oleh

Hasto Sindir SBY: Politik PDIP Tak Sembunyi-Sembunyi Dan Pencitraan

Salisma.com – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat terbuka terhadap kritik yang dilontarkan beberapa pihak, termasuk Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hasto juga membantah bahwa menteri yang tergabung Kabinet Kerja gaduh dan kurang koordinasi.

“Kita hormati kritik Pak SBY, namun perlu kami sampaikan bahwa cara berpolitik PDI Perjuangan adalah berpolitik terbuka. Berpolitik bagi PDI Perjuangan tidaklah sembunyi-sembunyi dan pencitraan. Sebab halaman belakang dan depan adalah sama wajahnya dan apa adanya,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (5/4).

“Sementara di luar sana, ada pemimpin yang memohon agar partainya dijauhkan dari serangan dan kritik,” lanjut dia.

Kritik, kata Hasto, justru membangun PDIP tetap solid dan selalu mementingkan kehidupan rakyat. Menurutnya, PDIP menjadi partai besar karena kritik dari berbagai kalangan dan pihak.

“Dengan politik terbuka masyarakat bisa melihat panggung pemerintahan dengan cerdasnya masyarakat bisa menilai apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Berpolitik ala Pak Jokowi adalah berpolitik dengan panggung terbuka,” kata dia.

Lanjut dia, Presiden Jokowi memiliki komunikasi yang unik, namun seluruh keputusan sangat tepat dan matang.

“Dengan demikian politik panggung terbuka adalah jalan bagi rakyat untuk berpartisipasi dan melihat apa yang sesungguhnya terjadi. Hasilnya pun kita lihat, bagaimana ruang kabinet menjadi ruang kerja bukan panggung rekayasa,” tukasnya.

Untuk diketahui, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan 12 aturan dalam kabinet Indonesia bersatu pada tahun lalu. Dua belas aturan tersebut membuat para menteri tak gaduh selama 10 tahun.

“Pahami dan implementasikan tata kerja, mekanisme dan prosedur yang berlaku di Kabinet Indonesia Bersatu,” kata SBY saat penataran dengan tema ‘Tentang Negara, Pemerintahan dan Sistem Nasional’ diikuti oleh para pejabat utama DPP Partai Demokrat, Fraksi Demokrat DPR RI, Pimpinan 34 DPD se-Indonesia di Hotel Novotel, Bogor, Senin (28/3).

SBY juga merasa tersinggung dianggap gagal selama 10 tahun memimpin kabinet Indonesia bersatu. Menurut SBY, pernyataan dia telah gagal selama 10 tahun sangat berlebihan dan tidak masuk akal.

“Kata-kata seperti ini (10 tahun gagal), berlebihan, tidak fair, katanya pemerintah an SBY itu tidak berbuat apa-apa. Mungkin pemerintahan yang saya pimpin ada yang belum oke, ada yang sudah oke. Ada yang sudah tercapai, dan belum tercapai. Too much kalau dibilang tidak berbuat apa-apa, atau gagal total,” kata SBY.(merdeka)