oleh

Gaya ala Tahun 80-an Berkibar Lagi

SALISMA.COM (SC), SURABAYA – Roda fashion terus berputar. Style ala 1980-an kembali berkibar.

Old fashion namun trendi menjadi inspirasi desainer muda dari Universitas Ciputra. Total, ada tiga busana dengan tema berbeda yang mereka rancang.

Pertama adalah Game of Virtuoisty. Busana ini berbentuk siluet.

Bedanya, rok dibuat mengembang. Efek mengembang dibuat dari bahan kain horse. Jika dilihat, rok mengembang layaknya tutu pada penari balet.

“Rok mengembang ini merupakan lambang tahun 1980-an,” ujar sang desainer, Elvira Rosalina dalam Ciputra World Fashion Week, di Ciputra World Surabaya (CWS), Jumat (23/9).

Untuk memberi sentuhan modern, warna neon disematkan. Warna menyala seperti kuning, merah, dan biru disatukan dalam siluet.

Pada bagian rok, motif kupu biru disematkan untuk menambah kesan elegan.

“Jadi, warna cerah akan memberi efek ceria pada pemakainya,” sambung Yolinda.

Busana kedua lebih kalem. Bertema Art Work, warna neon disatukan apik dengan warna gelap. Busana terdiri dari tiga pieces.

Pada atasan, crop top didominasi warna gelap. Pada bagian dada, warna neon disematkan lewat sentuhan visual communication desain.

“Ini terlihat seperti art yang berantakan namun unik dan elegan,” kata sang desainer, Elena Gunawan.

Pada bagian bawah, lanjut dia, ada dua pieces.

Pertama, adalah span rok berwarna gelap. Uniknya, rok bisa dibuka dan menjadi rok berwarna kuning. Jadi, ada dua pilihan bawahan.

“Jadi, warna bisa bawahan bisa dipilih sesuai kesukaan,” lanjutnya.

Terakhir adalah Elements of Culture. Karya Chrissela Stefi dan Hani Natasya ini terinspirasi dari musik disko era 1980-an.

Karena itu, busana dirancang agak casual. Pada atasan, warna putih dipilih sedangkan bawahan didominasi hitam.

Warna putih dan hitam ia padukan dengan garis melintang berwarna hijau. Garis tersebut melambangkan equalizer musik diako yang berirama.

Untuk bahan, katun jenis baloteli jadi pilihan.

“Karena kain tersebut akan memancarkan sinar saat terkena cahaya. Sama dengan filosofi disko,” pungkas Stefi.

 

(JPNN.com)