PEKANBARU – Penganggaran untuk pembelian unit komputer di SMA dalam jumlah besar dinilai belum layak untuk dilaksanakan dalam APBD Provinsi Riau Tahun 2018 ini.
Pasalnya infrastruktur dan kebutuhan kelas masih banyak yang kurang, terutama di kawasan tertinggal.
Walau penganggaran untuk infrastruktur sekolah di APBD 2018 sudah dianggarkan, namun seharusnya menurut anggota Komisi V DPRD Riau, Husaimi Hamidi, anggaran pendidikan seharusnya difokuskan kepada infrastruktur saja terlebih dulu.
“Kalau menurut saya harusnya fokus kepada infrastruktur saja dulu sementara waktu. Kita lihat, kebutuhan informasi teknologi (IT) belum mendesak. Misalnya atapnya masih bolong, dinding masih kayu, lalu pakai komputer dan infokus, apa jadinya? Makanya saya lebih sepakat fokus saja dulu kepada infrastruktur,” kata Husaimi Hamidi, Senin (1/1).
Dikatakan politisi PPP ini, sejumlah sekolah yang sempat dikunjungi pihaknya di berbagai daerah, masih cukup banyak yang kondisinya sangat memprihatinkan.
“Mulai dari yang lantai tanah, atap bocor, dinding kayu, kursi meja ala kadarnya, kekurangan kelas, dan berbagai kekurangan lainnya,” imbuhnya.
Nantinya, dikatakan Husaimi, pihaknya akan melakukan hearing dengan dinas pendidikan, apakah penganggaran untuk IT tersebut tidak terlalu berlebihan, sehingga dikhawatirkan kebutuhan infrastruktur belum mencukupi, namun IT-nya juga dipaksakan.
“Kalau pembangunannya seiring dan juga sama-sama memadai, untuk infrastruktur dan juga IT, itu malah sangat kita dukung. Tapi apa mungkin infrastruktur sudah terpenuhi di APBD 2018 ini secara keseluruhan? Harusnya fokus ke pembangunan infrastruktur pendidikan saja dulu, tahun berikutnya baru kemudian IT-nya,” tuturnya. (*)