SALISMA.COM (SC) – KARENA pemanasan global, para ilmuwan memperingatkan tentang mencairnya salju di kutub, naiknya permukaan laut, dan cuaca ekstrim. Tapi, ada ancaman lain yang mungkin sudah muncul, penyebaran penyakit mematikan.
Lapisan es yang mencair bisa melepaskan “zombie patogen” yang telah membeku dalam es selama berabad-abad. Di sisi lain, pemanasan suhu akan memungkinkan penyakit dari serangga menyebar jauh dan luas.
Ancaman sekarang terbatas pada daerah tropis kemungkinan akan menjadi masalah di lintang yang lebih tinggi. Berikut adalah beberapa penyakit yang bisa berkembang akibat pemanasan global:
- Antraks
Pada akhir Juli 2016, wabah antraks merobek kawanan rusa di Siberia, menewaskan lebih dari 2.000, sejumlah orang juga jatuh sakit. Siapa pelakunya menurut pihak berwenang setempat? Sebuah bangkai rusa dari 75 tahun yang lalu, membeku dalam permafrost (lapisan es yang tetap membeku di bawah tanah), sampai suhu musim panas hangat mencairkan tanah beku.
Antraks sangat kuat, bentuk spora menular dikelilingi oleh shell protein yang dapat tetap aman dalam ”mati suri” selama berabad-abad di tanah beku, kata George Stewart, seorang bakteriologi kedokteran di University of Missouri College of Vaeterinary Medicine.
- Penyakit ”zombie”
Antraks bukan satu-satunya patogen yang membeku dalam lapisan es. Pada 2015, peneliti mengungkapkan bahwa virus besar yang mereka temukan di permafrost Siberia masih menular-setelah 30.000 tahun. Untungnya, virus hanya menginfeksi amuba dan tidak berbahaya bagi manusia.
Namun, keberadaannya meningkatkan kekhawatiran bahwa patogen mematikan seperti cacar atau virus yang tidak diketahui dianggap punah, mungkin bersembunyi di permafrost. Kegiatan manusia seperti pengeboran minyak dan pertambangan di tanah beku Siberia bisa mengganggu mikroba yang telah aktif selama ribuan tahun.
- Penyakit dari kutu
Seperti nyamuk, kutu mungkin akan menemukan habitat baru karena pemanasan global, dan membawa penyakit ketika bergerak. Salah satu contoh yang muncul adalah Babesiosis, penyakit yang disebabkan oleh parasit Babesia microti.
Penyakit ini ditemukan di Timur Laut dan wilayah Tengah Utara Amerika Serikat, dan infeksi terjadi di musim panas. Ketika musim panas, berarti leibh banyak orang terkena penyakit Babesiosis, menurut sebuah makalah di jurnal Disease Clinics of North America tahun 2014.
- Zika
Virus Zika biasanya tidak menimbulkan gejala atau demam ringat dan ruam pada orang dewasa, tetapi dapat menghancurkan ketika menginfeksi wanita hamil. Virus Zika bisa menyebabkan keguguran dan mikrosefali pada janin. Vektor utama untuk Zika adalah nyamuk Aedes aegypti, sama dengan demam berdarah dan chikungunya.
Aedes aegypti merupakan penghuni perkotaan yang menggigit pada siang hari dan dapat berkembang biak di botol-botol atau wadah lainnya. Nyamuk ini sebagian besar ditemukan di daerah tropis, khususnya Amerika Selatan dan Tengah, Asia Tenggara dan Afrika, dan Amerika Serikat, terbatas pada negara bagian tenggara.
Pemanasan global dapat menyebabkan daerah-daerah tropis mengalami kekeringan dan menyebabkan peningkatan Aedes aegypty jika ada genangan air di lingkungan rumah. Genangan air dapat menjadi tempat berkembang biar yang subur bagi nyamuk tersebut.
- Kolera meningkat
Penyakit kolera menyebar melalui air yang terkontaminasi. Penelitian menunjukkan, dalam pemanasan global, wabah kolera bisa meningkat. Sebuah penelitian pada 2014 di American Geophysical Union menemukan, peningkatan suhu dan banjir yang disebabkan perubahan iklim bisa meningkatkan kolera di daerah dengan sanitasi buruk.
Banjir dapat menyebabkan air yang terkontaminasi meluas, para peneliti melaporkan. Sementara, kondisi kekeringan dengan volume air kecil terdapat bakteri kolera Vibrio.
“Aku akan menaruh kolera pada daftar kekhawatiran tertinggi sebagai efek perubahan iklim. Kolera suka cuaca hangat, sehingga Bumi lebih hangat, begitu pun air, sehingga perubahan iklim kemungkinan akan membuat kolera jauh lebih buruk,” ujar David Morens, penasihat ilmiah senior di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi di jurnal Think Progress pada 2015. (**)