oleh

Ahli Gizi Pantau Makanan Peserta OSN di Pekanbaru

SALISMA.COM (SC), PEKANBARU – Dinas Kesehatan Provinsi Riau menurunkan tim ahli gizi untuk memantau asupan makanan bagi peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) ke-16 di Kota Pekanbaru yang berlangsung pada 3-8 Juli 2017.

Tujuannya agar menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi kepada para peserta akibat keracunan makan dan minuman.

“Antisipasi makanan peserta kita sudah jelajahi pusat- pusat makanan yang digunakan. Kami pantau kalau ada zat berbahaya yang digunakan, kebersihan hingga kandungan gizinya sesuai aturan Kementerian Kesehatan,” ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan sekaligus Koordinator Kesehatan OSN 2017, Yohanes, Selasa (04/07/2017).

Ia menambahkan selama acara berlangsung mereka akan mengawasi makanan yang disajikan mulai dari pengolahan hingga penyajian.

Khusus kepada peserta yang memiliki alergi makanan dan minuman sudah kami himbau agar melapor dan tidak memakan pantanganya.

“Allhamdulilah sampai saat ini semua masih sehat dan tidak ada yang terkena diare akibat keracunan makanan, semoga hingga akhir tidak ada kendala,” tambahnya.

Selain itu sebanyak delapan tim medis disiagakan di lokasi pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) ke-16 di Kota Pekanbaru.

Keberadaan tim medis ini untuk memberikan pengobatan kepada para peserta, guru dan semua tim yang tergabung dalam kegiatan OSN dengan jumlah hampir 2.000 orang.

“Tim ini dilengkapi para dokter, pengawas gizi makanan dan perawat termasuk petugas ambulance,” kata Yohanes.

Tim sengaja disebar agar memudahkan dan tindakan cepat jika diperlukan. Karena jika mereka menumpuk berobat di satu tempat akan sulit jadi disusun dan ditempatkan pada delapan lokasi.

“Misalkan ada di Hotel Furaya untuk pelayanan siswa SD, sementara SMA tim medisnya di PCR Rumbai dan sebagainya,” kata dia mencontohkan.

Keberadaan tim medis ini terang dia lagi akan siaga tiap hari selama kegiatan berlangsung. Sehingga jika dalam proses lomba ada anak-anak atau guru dan sebagainya sakit akan langsung bisa diobati.

“Selain inisiatif para peserta melaporkan kesehatannya terganggu, mereka juga akan selalu dalam pengawasan panitia sehingga ketika ada yang mendadak tidak sehat bisa langsung mendapat pertolongan pertama,” bebernya. (*)