oleh

BPTP Riau Andalkan Teknologi Jarwo Super Kembangkan Pertanian di Perbatasan

SALISMA.COM (SC), PEKANBARU – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Riau berkomitmen mendorong pengembangan pertanian di daerah perbatasan melalui kegiatan Dukungan Inovasi Teknologi.

Kepala BPTP Provinsi Riau Kuntoro Boga Adi di Pekanbaru menyatakan, sebagai salah satu bentuk dukungan inovasi teknologi terhadap pertanian di daerah yang masuk kawasan perbatasan Mendol, pihaknya membuat dua Demfarm percontohan di Desa Sungai Solok seluas tiga hektare dan Sungai Upih dua hektare.

Inovasi teknologi yang diintroduksikan adalah paket teknologi Jarwo (Jajar Legowo) Super, yang meliputi: penggunaan varietas unggul baru (Inpari 21 dan Batang Piaman), penggunaan pupuk hayati (agrimeth), sistem tanam jajar legowo, penggunaan biodekomposer, pengendalian hama terpadu, panen dengan Combine Harvester dan teknologi penanganan pascapanen.

Saat ini kondisi pertanaman padi  cukup baik, serangan OPT seperti kepinding, orong-orong masih dapat dikendalikan dengan bantuan Petugas Pertanian Lapangan (PPL) setempat yang mendampingi dan membantu teknis pengaplikasian serta mendiseminasikan beberapa komponen teknologi yang diterapkan kepada petani.

Kecamatan Kuala Kampar merupakan kecamatan terluar di Kabupaten Pelalawan. Pulau Mendol atau yang lebih dikenal dengan Pulau Penyalai terletak di kecamatan ini. Pada umumnya, untuk pergi ke Mendol, penduduk menggunakan transportasi air seperti perahu cepat menyusuri Sungai Kampar selama kurang lebih lima jam.

Perjalanan menuju Mendol yang lokasinya di Muara Sungai Kampar cukup menantang karena arus yang deras dan ombak tinggi yang dikenal dengan Bono.

Kecamatan Kuala Kampar terdiri dari sembilan desa dan satu kelurahan. Ibukota Kecamatan Kuala Kampar adalah Penyalai. Umumnya penduduk setempat menggunakan sepeda motor sebagai transportasi utama mereka, karena mobil sangat jarang ditemui di pulau ini. Namun demikian, ternyata Kuala Kampar memendam potensi yang sangat besar.

Lahan subur akibat sedimentasi Kampar membuat tanaman padi bisa tumbuh subur walaupun tanpa pemeliharaan optimal. Karenanya daerah ini menjadi lumbung pangan Kabupaten Pelalawan. Luas lahan sawah di pulau ini sekitar 5.921 ha hampir 80 persen dari total luas lahan sawah di Kabupaten Pelalawan. (*)