SALISMA.COM – Hampir dua pekan sejak momen hari guru 25 November 2020 lalu, punya kesan khusus bagi SMP Telekomunikasi, binaan SMK Telkom Pekanbaru yang ada di bawah Yayasan Islam Riau.
Bukan hanya memperingati hari guru, tapi sekaligus jadi puncak acara lomba daring tingkat SD sederajat sekota Pekanbaru. Mulai dari lomba baca teks sumpah pemuda, baca puisi perjuangan, serta lomba menggambar dan mewarnai.
Ricky Ricardo, SPd Kepala Sekolah SMP Telkom menyakini even ini salah satu terobosan saat pandemi. Meskipun minim peserta, namun ini adalah awal untuk even selanjutnya tahun depan.

“Semoga, even lomba ini sekaligus mempromosikan sekolah kita di tahun mendatang. Kita anggap peserta yang minim adalah pemanasan”, kata Ricky yakin.
Pimpinan Sanggat lukis Brain, MJ Paslah, yang ikut dalam program ini, khususnya menggambar dan mewarnai, tetap memberikan evaluasi hasil lomba.
Menurutnya kelebihan lomba daring ini, siswa dapat bereksplorasi sesuai ide, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, dan dapat menjaga psikologis pribadi. Walau tetap ada kekurangannya.

Yaitu juri tidak dapat langsung melihat psikologis anak dalam mengerjakan karya, juri juga tidak dapat memantau aktiv teknis anak dalam berkarya, sehingga segala sesuatu yang dilakukan siswa, merupakan kejujuran siswa bersangkutan.
Disamping itu juri tidak dapat benar-benar secara objektiv melihat hasil karya anak.
Menyadari keterbatasan on line ini, maka juri bersama pihak penyelanggara acara SMP Telkom mengikutsertakan netizen saat memberi penilaian. Sehingga dalam lomba menggambar ada 3 hal yang dinilai, yaitu kesesuaian tema, teknis menggambar, dan tokoh utama.
Sementara untuk lomba mewarnai ada 3 hal yang dinilai, yaitu harmonisasi warna, kebersihan dan kerapian, dan finishing.
Tiga hal ini ditambah dengan jumlah view di youtube. Namun hak mutlak juri untuk menentukan hasil penilaian yang terletak pada 3 hal tersebut. Untuk pemenang lomba daring tersebut dapat dilihat kembali pada kanal youtube smp telkom pekanbaru official.
Brain Corner
Dalam lomba daring mewarnai dan menggambar yang diadakan SMP Telkom Pekanbaru beberapa waktu lalu, ada satu kesamaan ciri yang dilakukan anak. Dalam lomba mewarnai anak terbiasa menggunakan teknik gradasi yang dilakukan pada lomba-lomba mewarnai umumnya.
Sedang pada lomba menggambar, anak-anak peserta lomba jamak menggambar dengan pola yang sama.

“Anak-anak belum terbiasa bereksplorasi dengan teknik dan metode berbeda. Sehingga, untuk membuat pola gambar ataw warna hanya satu metode saja yang bisa dilakukan. Hal ini yang membuat hasil goresan anak cenderung sama. Dan belum terlihat sesuatu yang berbeda”, kata MJ. Paslah memberikan evaluasi singkat.

Kepala sekolah SMP Telkom, Ricky Ricakardo mengamini kondisi ini, makanya ia berinisiatif merangkul Sanggar Lukis Brain untuk membentuk Brain Corner.
“Inilah yang kita gagas, selain penerimaan siswa baru nanti, ada ekskul menggambar di sini, semoga Sanggar Lukis Brain dapat menjadi mitra kita ke depan. Dan insyaalloh, kalau pendaftaran ekskul sudah berjalan. Akhir Desember atau awal Januari sudah kita adakan di sini”, yakin kepala sekolah muda ini, sambil menunjukkan aula terbuka di samping kelas sebagai kelas ekskul; menggambar dan mewarnai nanti.

Semangat Pak Kepsek!***