oleh

Cerita Pasien Sembuh dari Covid-19

SALISMA.COM (SC) – Suheri, 39 tahun, pasien Covid-19 asal Bekasi, Jawa Barat, yang sempat dirawat di Rumah Sakit Dr.Suyoto, menceritakan bagaimana awalnya ia terkena Covid-19. Ia mengaku mengalami batuk serta sesak nafas yang hebat hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit.

Dikutip dari Tempo.co, Dia sempat masuk ruang unit perawatan insentif (ICU) selama tiga hari karena kondisinya terus memburuk. Dengan kesigapan dan pelayaan tenaga medis Rumah Sakit Dr. Suyoto, kondisi Suheri berangsur pulih sehingga ia dipindah dari ruang perawatan insentif ke ruang rawat inap biasa dan akhirnya dinyatakan sembuh. “Pelayanan rumah sakit ini sangat baik,” ujarnya, Rabu, 10 Februari 2021.

Dirawat selama 12 hari di Rumah Sakit Dr. Suyoto karena terpapar Covid-19, Suheri mengatakan tidak mengeluarkan sama sekali biaya perawatan maupun untuk membeli obat.

Dari pengalamannya ini, Suheri merasa perlu mengingatkan masyarakat agar selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat agar tidak terpapar virus corona. “Kadang masih ada yang mengatakan virus corona itu hanya rekayasa, saya mengalami sendiri virus ini ada,” katanya.

Sejak ditetapkan sebagai fasilitas kesehatan rujukan Covid-19 pada Mei 2020, Rumah Sakit Dr. Suyoto sudah merawat 2.385 pasien terpapar corona dengan tingkat kesembuhan sebesar 91,5 persen.

Selama dirawat di rumah sakit yang merupakan salah satu Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahan RI ini, pasien positif Covid-19 tidak dikenakan biaya perawatan maupun kebutuhan obatnya.

Pembebasan biaya ini tidak berlaku hanya untuk pegawai di lingkungan Kementerian Pertahanan, tapi juga untuk semua warga negara Indonesia yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Suyoto. Bahkan, semua pasien Covid-19 di rumah sakit ini akan mendapatkan pelayanan yang sama.

“Seluruh biaya ditanggung negara,” ujar Kepala Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan RI, Brigadir Jenderal TNI dr. Nana Sarnadi, Sp. OG., M.M.R.S.

Tahapan perawatan pasien terpapar corona di rumah sakit ini meliputi kedatangan di IGD untuk dilakukan assesment awal. Setelah itu, pasien yang dicurigai atau sudah terkonfimasi Covid-19 dipindahkan ke ruangan IGD khusus.

Baru setelah itu tenaga medis melakukan pemeriksaan lanjutan menyangkut pengecekan darah, paru-paru dan tes reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR). “Penanganan harus cepat,” ujar Kol. Ckm. dr. Daniel Lumadyo Wartoadi, Sp.Rad., Kepala Rumah Sakit  Dr. Suyoto.

Lebih lanjut, Daniel menjelaskan hasil permeriksaan penunjang akan dikonsultasikan kepada dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP). “Setelah itu akan ditentukan pasien akan masuk perawatan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, seperti positif Covid-19 atau hanya suspect,” tuturnya.

Apabila hasil tes RT-PCR dinyatakan positif, kata Daniel, maka pasien akan menjalani perawatan. Namun jika negatif dan tidak ada keluhan, pasiendiperbolehkan pulang dan melakukan isolasi mandiri. “Jika hasil tes negatif dan masih mengalami keluhan, pasien dipindahkan ke ruang rawat non-Covid,” ucap Daniel.

Selain kecepatan penanganan, Rumah Sakit Dr. Suyoto yang terletak di Jalan RC.Veteran Nomor 178, Bintaro, Jakarta Selatan, ini juga mengutamakan kenyamanan pasien corona. Alasannya karena sejumlah pasien Covid-19 mengalami tekanan mental yang bisa memperburuk daya tahan tubuh atau sistem imun yang penting untuk melawan Covid-19.

Guna membantu kesembuhan pasien Covid-19, Rumah Sakit Dr. Suyoto menyiapkan ruangan khusus untuk sosialisasi antarpasien. Rumah sakit juga menyediakan psikiater untuk membantu pasien saling bertukar pikiran sehingga mereka merasa nyaman dan mulai pulih mentalnya.

Upaya ini berdampak signifikan dalam meningkatkan sistem imun mereka agar bisa segera sembuh dari corona. “Ruangannya segar sekali karena dilengkapi HEPA filter (alat penyaring udara bersih),” kata Daniel.

Selain mengobati pasien penderita corona, Rumah Sakit Dr. Suyoto juga aktif melakukan tes dan pelacakan Covid-19.

Atas dukungan Kementerian Pertahanan, rumah sakit ini menyediakan laboratorium polymerase chain reaction (PCR) dan juga alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan. Rumah sakit yang berdiri sejak 1960 ini juga ikut mengkampanyekan protokol kesehatan yang ketat kepada masyarakat. (mil)