oleh

Saat Mubaligh Belajar 12 Jurus Mematikan Perguruan Silat Tapak Suci. Ustad Nanang: “Awas, Jurus Harimau Membuka Jalan. Ceeesss!!!”

SALISMA.COM – Pekanbaru. Sore itu seperti biasa, belasan orang berbaju merah terang berbahan kain kasar, membuat shaf-shaf teratur, Mendengar, melihat, dan mempraktekken jurus-jurus.

Dalam hitungan tertentu, belasan siswa perguruan Tapak Suci pun bergegas mencontoh gerakan-gerakan khusus, 12 jurus mematikan Tapak Suci, dari sang guru.

Meskipun letih, wajah-wajah siswa dasar senja hari itu tampak puas dengan latihan di pelataran parkir halaman Masjid Al Fida Jalan KH Ahmad Dahlan kota Pekanbaru itu.

salam pembukaan siswa Perguruan silat Tapak Suci

“Ya memang, inilah yang namanya latihan silat. Kalau tidak sampai bercucuran keringat, ya bukan latihan namanya”, kata Ustad Dedi, kader silat Tapak Suci pemegang sabuk biru melati empat, yang didapuk melatih silat siswa dasar Korps Mubaligh Muhamadiyah (KMM) di pekan ketiga, Jumat, 2 April lalu.

Latihan silat Tapak Suci ini memang secara khusus diajarkan bagi para mubaligh di lingkungan Muhammadiyah, karena sifatnya darurat.

“Jadi begini, di lapangan sudah sering kita dengar dan lihat para mubaligh kita khususnya yang diserang pihak tertentu. Sehingga, mubaligh menemui persekusi bahkan dilukai, tanpa bisa membela diri. Maka muncullah ide untuk mengajak mubaligh ini belajar khusus seni bela diri”, kata Ustad Nanang Maulana.

saat Ustad Dedi memberi contoh salah satu jurus

Nah, kebetulan di Muhammadiyah memang sudah ada perguruan silat Tapak Suci, maka gayung bersambut, tambah mubaligh yang ditunjuk sebagai koordinator siswa dasar yang berlatih sore itu.

Dari persekusi, dan perlakuan negatif inilah katanya, ide berlatih silat ini serius dilakukan. “Harus serius lah…..jangan sampai tak latihan karena udzur yang dibuat-buat”, tandasnya antusias.

Ustad Dedi yang juga salah seorang da’i punya nama di kota Pekanbaru dan Riau pun mengamini kalau mubaligh memang harus menunjukkan dedikasinya saat berlatih silat.

jurus Harimau Membuka Jalan,, menggunakan punggung kaki terluar, harus dilkakukan maksimal, agar tendangan yang dihasilkan bertenaga

“Saya yang diamanahkan melatih, sangat antusias dengan keinginan kawan-kawan. Jadi saya pun serius melatih”, katanya sambil mengenang saat ia berlatih dahulu.

“Usia tidak jadi kendala, yang penting anggap saja ini olahraga pekanan. Sehingga 12 jurus siswa dasar, dapat dicerna ustad-ustad dengan baik. Aturannya kalau serius berlatih, 6 bulan ke depan bisa naik tingkat”, yakinnya menggaransi.

“Subhanolloh, terus terang ana jadi beberapa tahun lebih muda karena berlatih silat ini. Rasanya rugi, kalau kawan-kawan tidak berkesempatan berlatih”, seru Ustad kata Nanang, ustad paruh baya yang masih memiliki balita ini.

Sambil sparing bersama Ustad Darussalim, ia pun mempraktekkan jurus ke sepuluh, “Harimau Membuka Jalan”. Ayo Ustad, lagi!***