SALISMA.cOM (SC), PEKANBARU – Sebanyak 10 guru bahasa Melayu Singapura selama 10 hari akan mengikuti program penyerapan (studi banding) di Provinsi Riau. Kegiatan ini kerja sama Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau dengan Kementrian Pendidikan Singapura.
Selain 10 guru bahasa Melayu tersebut juga ikut serta sebagai pimpinan rombongan Pengarah Pusat Bahasa Melayu Singapura Kementrian Pendidikan Singapura Encik Mohamed Noh Daipi dan Guru Pakar Pusat Bahasa Melayu Singapura Dr Fadilah Isnin.
Dari LAM Riau hadir pada Majelis Pembukaan antara lain Ketua Umum MKA LAM Riau Datuk Seri Al azhar, Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Nuraini, Ketua MKA LAMR Mardjohan Yusuf, Sekretaris Umum MKA LAM Riau Taufik Ikram Jamil, Sekretaris Umum DPH LAM Riau Nasir Penyalai, narasumber, dan lainnya.
Ketua Umum MKA LAM Riau Datuk Seri Al Azhar mengucapkan terima kasih kepada Pusat Bahasa Melayu Singapura atas kepercayaannya kepada LAM Riau untuk kembali menggelar program ini.
“Program penyerapan ini sudah tiga kali kita adakan di LAMR dimulai dari tahun 2015 dengan sangat intensif. Sudah menghasilkan berbagai bahan dan media ajar yang berkaitan dengan bahasa Melayu di sekolah-sekolah Singapura,” ujar Al Azhar pada acara Majelis Pembukaan Program Penyerapan Bagi Guru Bahasa Melayu Singapura, Senin (13/11/2017).
Sementara Pengarah Pusat Bahasa Melayu Singapura Kementrian Pendidikan Singapura Mohamed Noh Daipi memaparkan mengenai betapa pentingnya bahasa Melayu di Singapura.
“Ini adalah kali ketiga kami membawa rombongan guru ke LAM Riau. Kami akan mendalami kepada guru kami mengenai budaya, bahasa Melayu. Bahasa Melayulah yang menunjukkan identitas diri kami,” ujarnya.
Setelah menjalankan program penyerapan bahasa Melayu, Encik Mohamed Noh Daipi dan para peserta tidak lantas langsung mengaplikasikannya. Mereka masih terus bekerja selama enam bulan hingga satu tahun untuk menerapkan ilmu yang didapat selama kunjungan program ini. (*)